blogg visitors


KRATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT
1  Sejarah Berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Sebelum berdirinya Kasultanan Yogyakarta , Kadipaten Mangkunegaraan , dan Kadipaten Pakualaman , pada waktu itu yang ada hanya Kraton Kasunan Surakarta . pindahan dari kraton Mataram Kartasura . ketika istananya masih berada di Kartasura , terjadi peristiwa pemberontakan orang – orang China ( GEGER PACINA ) pada tahun 1740 – 1743 . Paku Buwono II tidak berdaya menghadapi pemberontakan ini , dan hanya dengan bantuan Belanda-lah peristiwa itu dapat dipadamkan . Karena istana Kartasura mengalami kerusakan yang parah sekali , lalu ibukota dipindahkan ke desa Solo , yang kemudian disebut Surakarta .
Dalam suatu perundingan antara Paku Buwono II yang di damping oleh Pangeran Mangkubumi ( penasehat kepercayaannya ) dengan pihak Belanda yang mewakili oleh Mr.Hoogendorf , utusan Belanda itu meminta Paku Buwono II untuk menyerahkan seluruh wilayah pesisir utara jawa kepada VOC . Permintaan itu sebagai tuntutan atas jasa Belanda ketika berhasilo memadamkan pemberontakan orang – orang China di Kartosura .
Setelah mendapat restu dari Paku Buwono II , dengan memperoleh pusaka tombak KYAI PLERED , lalu pada tanggal 21 April 1747 , Pangeran Mangkubumi meninggalkan Kraton Surakarta menuju ke dalam hutan bersama keluarga dan pasukanya yang setia , untuk bergirlya melawan VOC . Dalam mengadakan perlawananya itu , pangeran Mangkubumi bergabung
dengan RM.Said ( Pangeran Sambenyawa ) yang sudah lebih dahulu menetang Paku Buwono II dan VOC .
Ketika pemerintah Paku Buwono III ini , perlawanan Pangeran Mangkubumi terhadap Belanda semakin menghebat . Dalam setiap pertempuran pasuka Belanda selalu terdesak oleh serangan Pangeran Mangkubumi . Bahkan ketika terjadi pertempuran sengit di Sungai Bogowonto III semua pasukan Belanda termasuk komandanya mati terbunuh .
            Kemudian terjadilah perjanjian antara pihak yaitu Pangeran Mangkubumi , Paku Buwono III dan Belanda / VOC .Perjanjian itu diadakan di desa Giyanti ( Salattiga ) , pada tanggal 13 februari 1755 , maka disebut PERJANJIAN GIYANTI . Akibat dari perjanjian itu , kerajaan Mataram dibagi menjadi dua bagian , yaitu Kraton Kasunan Surakarta dan Kraton Kasultanan Yogyakarta .
            Pangeran Mangkubumi mendirikan kerajaan Mataram Yogyakarta di Wilayah Beringan , pada tahun 1756 . dan beliau kemudian bergelar SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO I .
2  Wilayah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Kraton Yogyakarta dibangun oleh Srii Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756 di wilayah Hutan Beringan . Nama hutan tersebut kemudian diabdikan untuk nama pasar di pusat kota , yaitu Pasar Beringharjo . sedang istilah Yogyakarta berasal dari kata YOGYA dan KARTA . Yogya artinya baik dan Karta artinya makmur . Namun pengertian lain menyatakan bahwa Yogyakarta atau Ngayogyakarta itu berasal dari kata dasar AYU+BAGYA+KARYA ( Baca Ngayu+bagya+karta ) menjadi Ngayogyakarta .
            Wilayah Kraton Yogyakarta membentang antara tugu ( bats utara ) dan Krapyak ( batas selatan ) , antara sungai Code ( sebelah timur ) dan sungai winongo ( sebelah barat ) , antara gunung Merapi dan laut selatan .
            Kraton Yogyakarta ini menghadap ke utara , dengan halaman depan berupa lapangan yang di sebut alun – alun lor ( utara ) , yang pada zaman dahulu di gunakan sebagai tempat mengumpulkan rakyat , latihan perang bagi para prajurit kraton , dan tempat penyelenggaran upacara adat , serta untuk keperluan lainya . Pada masa sekarang fungsi alun – alun lor hanya digunakan untuk upacara grebeg dan perayaan sekaten . Dibagian tengah alun – alun terdapat 2 pohon beringin yang terletak bersebelahan , masing – masing bernama kyai Dewadaru ( sebelah barat ) , bibitnya berasal dari majapahit dan kyai Wijayandaru ( sebelah timur ) , bibitnya berasal dari pajajaran . Dua pohon beringin itu sebagai symbol bahwa di dunia ini terdapat dua sifat berbeda yang saling bertentangan ( dualisme ) . sedangkan pohon beringin yang di kelilingi alun – alun loor ini berjumlah 62 pohon , serta ditambah 2 beringin yang berada di tengah , sehingga jumlahnya menjadi 64 pohon beringin . Jumlah 64 menunjukan usia Nabi Muhammad SAW ketika wafat ( menurut perhitungan tahun jawa ) .
Di seputar alun – alun lor terdapat beberapa bangunan yang disebut perkabalan berbentuk joglo sebanyak 19 buah , yang pada jaman dahulu berfungsi tempat untuk menginap bagi para Bupati dari luar wilayah pada waktu menjalankan tugas di kraton , atau apabika di Kraton sedang di selenggarakan upacara kenegaraan .
            Pusat wilayah Kraton Yogyakarta luasnya 14.000 meter persegi , dengan dikelilingi tembok ( benteng ) setinggi 4 meter dan lebar 3,5 meter . Di setiap sudutnya terdapat tempat penjagaan atau bastion .untuk melihat / mengawasi keadaan di luar maupun di dalam benteng Kraton .
3  Fungsi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya
·         Sebagai pusat pemerintahan
·         Sebagai pusat kebudayaan dan pengembanganya
·         Pada jaman kemerdekaan , mulai dibuka untuk umum , seperti kegiatan pariwisata , kegiatan ilmu pengetahuan
·         Merupakan museum perjuangan bangsa , karena Yogyakarta dengan kratonya pernah digunakan sebagai tempat kegiatan perjuangan fisik maupun kegiatan pemerintahan ketika ibukota Republik Indonesia berada di Yogyakarta .
4  Bangunan di Lingkupan Pagelaran Keraton Yogyakarta
Seiring dengan perkembangan yang terjadi di Kraton , maka sebagian besar bangunan tersebut masing – masing telah mengalami pemugaran . Bahkan beberapa diantaranya telah mengalami pergeseran fungsi . Pemugaran bangunan di Kraton secara keseluruhan di mulai tahun 1921 M . Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII .
Mengenal masing – masing bangunan yang terdapat pada setiap halaman di lingkungan dalam Kraton , seperti tersebut di bawah ini :
a.      Bangsal Pagelaran
Pada mulanya disebut dengan Tratag Rambat , atapnya berupa sirap kayu . dan telah dipugar pada jaman Sri Sultan Hamengkubuwono VIII tahun 1921 M , kemudian dinamakan Pagelaran . pemugaranbangunan tersebut ditandai dengan candrasengkala ( tahun jawa ) yang terdapat pada bagian atas muka bangsal pagelaran , berbunyi ‘ PANCA GANA SLIRA TUNGGAL ‘ yang berarti tahun 1865 Jawa . sedang selesainya pemugaran dengan suryasangkala tersebut , berbunyi ‘ CATUR TRISULA KEMBANG LATA ‘ , berarti tahun 1934 M .
b.      Bangsal Pemandengan
Digunakan sebagai tempat duduk bagi Sultan beserta Panglima Perang , ketika menyaksikan jalanya latihan perang prajuritnya . Latihan perang ini dilakukan di Alun – alun lor . Bangsal ini jumlahnya ada 2 , masing – masing terletak di sebelah kanan dan kiri sejajar dengan Bangsal pagelaran .
c.       Bangsal Pengapit
Tempat para senopati perang / manggalayudha mengadakan pertemuan , serta digunakan sebagai tempat menunggu perintah – perintah dari sultan . bangsal ini ada sepasang , masing – masing berada di samping kanan kiri bangsal Pagelaran .
d.      Bangsal Pangrawit
Tempat raja melantik patih ( tempat pelantikan patih ) . Setelah tahun 1942 , bangsal ini btidak digunakan lagi . bangunan ini terletak di sisi sebelah kanan , dalam Bangsal Pagelaran .
e.       Bangsal pacikeran
Tempat jaga bagi para abdi dalem Singanegara dan abdidalem Martalutut ( sebutan untuk algojo kraton yang bertugas untuk memberi hukuman ( ekskusi ) kepada para tahanan Kraton . sedang pelaksanaan ekskusinya bertempat di Alun – alun lor . bangsal ini berfungsi hingga tahun 1926 , dan setelah itu tidak digunakan lagi . Bangunan ini ada 2 buah , masing – masing terletak di sebelah kanan kiri bagian selatan halaman Pagelaran .
f.       Bangsal Sithinggil
Tempat penobatan / pelantikan raja – raja Kasultanan Yogyakarta , dan tempat diselenggarakanya Upacara Pasowanan Agung . Pada tanggal 17 Desember 1949 , pernah dipakai untuk pelantikan Ir.Soekarno sebagai Presiden RIS .
g.      Bangsal Mangutur tangkil
Tempat singgasana Raja , ketika berlangsung Upacara Penobatan Raja , dan pada waktu digelar Upacara Pasowanan Agung . di tengah ini terdapat selogilang , untuk meletakkan Dampar Kencana singgasana Sultan , bangunan ini terletak di bagian Bangsal Sithinggil .
h.      Bangsal Witana
Menempatkan pusaka – pusaka utama Kraton , pada waktu dilangsungkan Upacara Penobatan raja , dan pada waktu Upacara Garebeg Mulud tahun Dal ( jawa ) . Pada tebing belakang bangsal ini terdapat Candrasengkala berbunyi ‘ Tinata Pirantining Madya Witana ‘ , yang berarti tahun 1855 Jawa dan suryasengkala berbunyi ‘ Linungit Kembar Gatraning Ron ‘ . berarti tahun 1925 M , menunjukan pemugaran bangsal tersebut .
i.        Balebang
   Untuk menyimpan 2 perangkat gamelan Sekaten yang dibunyikan setiap bulan Maulud .kedua gamelan tersebut masing – masing bernama KYAI GUNURMADU dan KYAI NAGAWILAGA . bangunan tersebut terletak di sebelah timur bangsal sithinggil .
j.        Bale angun – angun
  Untuk menyimpan pusaka tombak yang bernama Kajeng Kyai Sura angun – angun, bangunan ini terletak di sebelah barat bangsal sithinggil .
k.      Bangsal Kori
   Tempat jaga bagi para abdidalem kori dan abdidalem jaksa , yang bertugas menyampaikan permohonan maupun pengaduan rakyat kepada raja. bangsal ini ada 2 buah , masing – masing berada di sebelah kanan dan kiri tarub agung .
l.        Tarub Agung
    Sebagai ruang tunggu bagi tamu – tamu Sultan , yang akan menghadiri upacara resmi di Sithinggil , sebelum mereka diterima oleh Sultan .
m.    Regol Brojonolo
   Pintu gerbang yang menghubungkan antara halaman sithinggil lor dengan halaman kemandungan lor . Regol ini terletak di selatan halaman sithinggil




1 comment: